Berita

Strategi Jitu Pelaku Bisnis Kuliner Meraup Cuan di Tengah Liburan Panjang Pasca Idulfitri

×

Strategi Jitu Pelaku Bisnis Kuliner Meraup Cuan di Tengah Liburan Panjang Pasca Idulfitri

Sebarkan artikel ini
Penulis : Efi Susanti, SE/Mahasiswa Program Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung

———-

Usai merayakan Idulfitri, pola konsumsi masyarakat cenderung mengalami perubahan. Liburan panjang menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk bersantai, bepergian, dan menikmati berbagai kuliner khas daerah maupun tempat wisata.

Pergeseran perilaku konsumen ini membuka jendela peluang lebar bagi para pelaku bisnis kuliner yang mampu membaca tren dan beradaptasi dengan cepat.

Liburan panjang pasca Idulfitri menciptakan lonjakan signifikan dalam permintaan akan makanan dan minuman, terutama di destinasi wisata dan area publik. Peningkatan mobilitas, perubahan perilaku konsumen yang cenderung ingin menikmati dan bersosialisasi, serta konsentrasi massa di tempat-tempat tertentu menjadi pendorong utama fenomena ini. Pelaku bisnis kuliner yang mampu memanfaatkan momentum ini dengan strategi yang tepat memiliki peluang besar untuk meningkatkan omzet dan meraup keuntungan yang maksimal.

Dalam tulisan ini akan mengulas strategi-strategi inovatif yang dapat diimplementasikan oleh para pebisnis kuliner agar tetap relevan, menarik perhatian konsumen, dan pada akhirnya, berhasil meraup keuntungan di tengah semarak liburan panjang pasca Idulfitri.

Potensi peningkatan permintaan akan makanan dan minuman selama periode liburan panjang pasca Idulfitri, terutama di destinasi wisata dan area publik, sangat signifikan dan didorong oleh beberapa faktor utama, diantaranya adalah peningkatan mobilitas dan jumlah wisatawan, perubahan perilaku konsumen, konsentrasi massa di area publik.

Peningkatan mobilitas dan jumlah wisatawan seperti tradisi mudik dan silaturahmi, meskipun Idulfitri telah berlalu, tradisi silaturahmi dan berkunjung ke keluarga di berbagai daerah masih berlanjut selama liburan panjang. Hal ini meningkatkan pergerakan masyarakat antar kota dan pulau.

Liburan sekolah dan kerja, libur panjang sekolah dan cuti bersama memberikan kesempatan bagi keluarga dan individu untuk berwisata dan menikmati waktu luang di luar rumah. Kunjungan ke destinasi wisata, destinasi wisata, baik alam maupun buatan, menjadi tujuan utama selama liburan. Hal ini secara langsung meningkatkan jumlah pengunjung di area sekitar tempat wisata.

Perubahan perilaku konsumen seperti mencari pengalaman dan kenyamanan, saat berlibur, orang cenderung lebih terbuka untuk mencoba hal baru dan menikmati kenyamanan, termasuk dalam hal makanan dan minuman. Mereka tidak ingin repot memasak dan lebih memilih untuk bersantap di luar.

Sosialisasi dan kebersamaan, makanan dan minuman seringkali menjadi bagian penting dari momen kebersamaan dengan keluarga dan teman saat berlibur. Restoran, kafe, dan tempat makan menjadi tempat berkumpul dan bersosialisasi. Belanja dan oleh-oleh kuliner juga menjadi hal penting karena wisatawan seringkali mencari makanan dan minuman khas daerah sebagai oleh-oleh atau sekadar untuk dinikmati selama perjalanan.

Konsentrasi massa di area publik juga merupakan faktor utama yang harus diperhatikan bagi pembisnis kuliner, seperti tempat rekreasi dan hiburan taman kota, pusat perbelanjaan, dan tempat rekreasi lainnya menjadi ramai dikunjungi selama liburan. Hal ini menciptakan permintaan tinggi akan makanan dan minuman di sekitar area tersebut.

Acara dan festival juga bisa menjadi perhatian bagi pelaku bisnis kuliner yang akal menarik banyak pengunjung. Beberapa daerah mungkin mengadakan acara atau festival khusus selama liburan panjang, yang menarik banyak pengunjung dan meningkatkan permintaan akan kuliner.

Area istirahat dan transit seperti terminal, stasiun, dan bandara juga mengalami peningkatan lalu lintas penumpang, yang secara otomatis meningkatkan permintaan akan makanan dan minuman di area tersebut.

Secara spesifik, potensi peningkatan permintaan ini terlihat pada tempat kuliner sebagai berikut, seperti : restoran dan rumah makan terutama yang berlokasi di dekat destinasi wisata, pusat kota, atau jalur utama menuju tempat wisata, kafe dan kedai kopi akan menjadi tempat bersantai dan menikmati minuman segar setelah beraktivitas, warung makan dan UMKM kuliner yang menawarkan pilihan makanan yang lebih terjangkau dan beragam, seringkali menjadi incaran wisatawan yang ingin mencoba kuliner lokal, penjaja makanan dan minuman di area publik yaitu pedagang kaki lima, gerobak makanan, dan minuman kemasan akan laris di tempat-tempat ramai, bisnis katering dan pesanan makanan untuk acara keluarga, gathering, atau bekal selama perjalanan.

Tentu, penting bagi para pelaku bisnis kuliner, memiliki strategi yang tepat adalah kunci utama untuk tidak hanya memanfaatkan peluang yang ada, tetapi juga untuk secara efektif menghadapi berbagai tantangan yang mungkin timbul.

Dalam lanskap bisnis kuliner yang dinamis dan kompetitif, tanpa perencanaan dan strategi yang matang, bisnis akan kesulitan untuk berkembang, mempertahankan daya saing, bahkan sekadar bertahan.

Strategi yang terdefinisi dengan baik akan membantu pelaku bisnis untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang pasar memahami tren konsumen, celah pasar, dan inovasi produk/layanan adalah langkah awal untuk meraih keunggulan kompetitif. Mengelola sumber daya secara efisien merupakan strategi yang baik mencakup pengelolaan keuangan, operasional, dan sumber daya manusia yang efektif untuk meminimalkan biaya dan meningkatkan produktivitas.

Membangun merek yang kuat, diferensiasi melalui branding yang unik dan konsisten akan membantu menarik dan mempertahankan pelanggan. Menghadapi persaingan merupakan strategi yang tepat memungkinkan bisnis untuk menganalisis pesaing, mengidentifikasi keunggulan diri, dan merespons perubahan pasar dengan cepat.

Beradaptasi dengan perubahan karena industri kuliner terus berkembang. Strategi yang fleksibel memungkinkan bisnis untuk menyesuaikan diri dengan tren baru, teknologi, dan preferensi konsumen yang berubah. Mencapai tujuan bisnis baik itu pertumbuhan, profitabilitas, atau ekspansi, strategi yang jelas akan menjadi peta jalan untuk mencapai visi bisnis.

Tanpa strategi yang terarah, pelaku bisnis kuliner berisiko terjebak dalam operasional sehari-hari tanpa memiliki visi jangka panjang, rentan terhadap guncangan pasar, dan kesulitan untuk bersaing secara efektif. Oleh karena itu, investasi waktu dan upaya dalam menyusun dan mengimplementasikan strategi yang tepat adalah investasi krusial untuk kesuksesan jangka panjang bisnis kuliner.

Sebagai pelaku bisnis kuliner perlu dipertimbangkan strategi dalam mencapai tujuan yang diinginkan seperti berikut ini. Memahami Perubahan Perilaku Konsumen Pasca Idulfitri, peningkatan mobilitas, liburan panjang akan mendorong masyarakat untuk bepergian dan mencari pengalaman kuliner di luar rutinitas sehari-hari. Pelaku bisnis kuliner dapat menampilkan kesan unik atau nyaman pada penampilan tempat usaha.

Ini akan menarik konsumen untuk singgah baik untuk sekedar istirahan sembari mencicipi hidangan yang sudah disediakan pada menu. Fokus pada pengalaman, perilaku konsumen cenderung mencari suasana baru, hidangan khas daerah, atau tempat makan dengan konsep unik selama liburan.

Pelaku bisnis kuliner bisa menghadirkan menu yang biasanya disediakan di tempatnya serta menambahkan menu–menu lokal yang bias disesuaikan dengan suasana liburan. Pertimbangan budget, pelaku bisnis kuliner hendaknya mengingat bahwa setelah pengeluaran besar selama Idulfitri, sebagian konsumen mungkin lebih sensitif terhadap harga, namun tetap bersedia mengeluarkan uang untuk pengalaman yang berkesan. Sediakan beberapa menu yang sesuai dengan budget pangunjung.

Preferensi makanan, pelaku bisnis kuliner juga menyoroti kemungkinan perubahan preferensi makanan, seperti keinginan mencoba hidangan yang berbeda dari hidangan Lebaran atau mencari pilihan yang lebih ringan. Sediakan menu yang berbeda dari hidangan lebaran, karena pengunjung bisanya mulai bosan dengan menu labaran dan ingin mencoba menu-menu yang lain yang lebih ringan dan berbeda dari suasana lebaran.

Penggunaan platform digital, pelaku bisnis kuliner juga harus menekankan peran media sosial dan platform online dalam mencari rekomendasi tempat makan dan melakukan pemesanan. Bekerja sama dengan food vlogger atau pada pelaku media social juga merupakan alternatif yang bias silakukan oleh para pelaku bisnis kuliner.

Strategi operasional dan merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan karena penyesuaian jam operasional atau pertimbangkan untuk memperpanjang jam operasional, terutama di lokasi wisata atau area dengan potensi keramaian tinggi. Optimasi kapasitas, maksimalkan kapasitas tempat makan dengan pengaturan tempat duduk yang efisien atau mempertimbangkan sistem reservasi.

Manajemen stok bahan baku dengan melakukan perencanaan dan pengadaan bahan baku yang cermat untuk menghindari kekurangan atau pemborosan akibat fluktuasi permintaan. Inovasi menu spesial liburan, tawarkan menu edisi terbatas atau promosi khusus yang menarik perhatian wisatawan dan penduduk lokal.

Ciptakan hidangan atau minuman yang unik, segar, dan sesuai dengan suasana liburan. Pertimbangkan menu keluarga atau paket hemat untuk menarik kelompok besar. Peningkatan kecepatan pelayanan dengan melatih staf untuk bekerja lebih efisien dan cepat dalam melayani pelanggan yang mungkin membludak.

Kebersihan dan kenyamanan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, pastikan kebersihan tempat makan dan fasilitas pendukung (toilet, area parkir) terjaga dengan baik untuk memberikan pengalaman yang positif.

Strategi pemasaran dan promosi juga harus menjadi perhatian bagi pelaku bisnis kuliner, seperti pemanfaatan media social dengan cara membuat konten menarik tentang menu spesial, suasana tempat, atau promosi liburan, menggunakan hashtag yang relevan dengan liburan dan lokasi Anda, mengadakan giveaway atau kontes untuk meningkatkan engagement, memanfaatkan fitur live atau stories untuk memberikan update terkini.

Bekerja sama dengan pihak terkait bias dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan hotel, agen perjalanan, atau penyedia akomodasi lainnya untuk menawarkan paket promosi bersama dan bekerjasama dengan influencer lokal atau food blogger untuk meningkatkan visibilitas.

Promosi offline bisa juga dilakukan dengan memasang spanduk atau banner di lokasi strategis, menyebarkan brosur atau flyer di area wisata atau pusat keramaian, dan memberikan diskon atau penawaran khusus bagi pengunjung yang datang dalam rombongan. Optimasi platform online bisa dilakukan dengan memastikan informasi bisnis Anda (alamat, nomor telepon, jam buka) akurat di Google Maps dan platform lainnya. Aktif merespons ulasan pelanggan, mempertimbangkan untuk beriklan melalui platform digital. Program loyalitas bisa dilakukan dengan menawarkan program loyalitas atau diskon khusus bagi pelanggan yang kembali lagi.

Strategi harga dan penawaran menjadi hal yang penting juga untuk dipertimbangkan oleh para pelaku bisnis kuliner, seperti menetapkan harga yang kompetitif dengan cara melakukan riset harga pesaing dan sesuaikan harga Anda agar tetap menarik namun menguntungkan.

Paket hemat atau bundling bisa dilakukan dengan menawarkan paket makanan dan minuman dengan harga yang lebih terjangkau untuk menarik lebih banyak pelanggan. Promo waktu tertentu dengan memberikan diskon atau penawaran khusus pada jam-jam tertentu yang kurang ramai. Transparansi harga dengan memastikan harga tercantum dengan jelas untuk menghindari kebingungan pelanggan.

Strategi evaluasi dan adaptasi juga tak kalah penting dilakukan dengan cara memantau penjualan dan umpan balik, melakukan pencatatan penjualan harian dan perhatikan ulasan serta komentar pelanggan. Identifikasi tren dengan mengamati menu atau promosi mana yang paling diminati selama liburan.

Lakukan penyesuaian berdasarkan data dan umpan balik, jangan ragu untuk menyesuaikan strategi operasional, menu, atau promosi Anda. Persiapan untuk periode setelah liburan dengan merencanakan strategi untuk mempertahankan pelanggan setelah liburan usai, misalnya dengan menawarkan menu baru atau program loyalitas berkelanjutan.

Dengan menerapkan strategi-strategi jitu yang telah diuraikan, para pelaku bisnis kuliner memiliki peluang besar untuk tidak hanya mempertahankan eksistensi, tetapi juga meraup keuntungan signifikan di tengah ramainya aktivitas pasca libur panjang Idulfitri.

Kunci keberhasilan terletak pada kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan memahami perubahan perilaku konsumen. Mari manfaatkan momentum ini untuk terus mengembangkan usaha kuliner Indonesia menjadi lebih maju dan berdaya saing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *