Sri Sultan Hamengkubuwono II Resmi Didaftarkan Sebagai Pahlawan Nasional

Sri Sultan Hamengkubuwono II Resmi Didaftarkan Sebagai Pahlawan Nasional

29
0
BERBAGI
Penyerahan buku akademik kepada Sekretaris Dinsos PMD, Wonosobo Eko Prasetyo dan diserahkan oleh Ananta Hari Noorsasetya serta Kepala Desa Pegerejo, Akhmad Nurwadi untuk pengusulan Sri Sultan HB II menjadi pahlawan nasional. Foto: ist

WONOSOBO, SEDULANG – Bertepatan dengan 212 tahun peristiwa Geger Sepehi, keluarga Trah Sri Sultan Hamengkubuwono (Sultan HB) II bersama masyarakat Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo memperingati peristiwa penyerbuan Keraton Yogyakarta yang dilakukan oleh Inggris pada 19-20 Juni 1812 tersebut.

Dalam peringatan terhadap peristiwa penggulingan Sri Sultan HB II yang menolak bekerja sama dengan pemerintahan kolonial yang baru tersebut, sekaligus juga digelar kirab budaya dalam rangka pengusulan pahlawan nasional Sri Sultan HB II, Kamis, (20/6/2024).

Kirab diawali dengan gladi resik di Halaman Balai Desa Pagerejo berlanjut ke Halaman Gedung Adipura Kencana, Wonosobo, menuju Kantor Dinsos PMD Kabupaten Wonosobo untuk menyerahkan dokumen pengajuan pahlawan nasional berupa buku profil Sri Sultan HB II. Dokumen yang diserahkan secara resmi tersebut berupa sebuah buku yang ditulis berjudul “Sultan Hamengku Buwono II Pahlawan Lentera Nusantara”.

Buku 87 halaman tersebut ditulis dengan melalui proses riset oleh tim peneliti yang beranggotakan perwakilan trah Sri Sultan HB II, dan beberapa tokoh lokal yang telah berkontribusi sebelum adanya inisiatif pengusulan. Dokumen pendaftaran pengusulan pahlawan nasional Sri Sultan HB II diserahkan oleh Kepala Desa Pagerejo Akhmad Nurwadi kepada Sekretaris Dinsos PMD Kabupaten.

Pengajuan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional ini dilakukan bertepatan dengan peringatan 212 tahun peristiwa Geger Sepehi. Foto: ist

Sultan Hamengkubuwono II selama ini telah ditelisik memiliki kedekatan dengan Desa Pagerejo, di lereng gunung Sindoro. Selama ini masyarakat setempat begitu familiar dengan nama tokoh Raden Mas Sundoro yang tak lain adalah nama kecil Sultan Hamengkubuwono II.

Dalam catatan keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB II lahir di lereng Gunung Sindoro dan diyakini tepatnya Desa Pagerejo, Wonosobo pada 7 Maret 1750. Masa itu adalah era sebelum berdirinya Keraton Yogyakarta di era Palihan Nagari, perjanjian Giyanti pada 1755.

Kepala Desa Pagerejo, Akhmad Nurwadi mengatakan, kebudayaan yang berhubungan dengan Sri Sultan HB II masih melekat dengan masyarakat Desa Pagerejo. “Sekarang ini di desa banyak peninggalan dari beliau tentang kebudayaan. Budaya itu di Pagerejo masih bertahan, dan dilestarikan seperti kesenian berupa tarian hingga upacara, atau ritus yang masih dilaksanakan tiap 70 hari sekali,” ucapnya.

Salah satu tradisi itu adalah Tenongan yang masih rutin digelar masyarakat setiap 70 hari sekali pada hari Jumat Kliwon dan diikuti ratusan warga di makam Sikramat. Dalam tradisi ini masyarakat memaknai sebagai wujud perayaan kemenangan Raden Mas Sundoro melawan penjajah pada masanya. Ada juga situs alam yakni tuk Surodilogo yang ada di atas desa di lereng Sindoro yang juga memiliki kisah yang melekat dengan kisah Raden Mas Sundoro atau Sri Sultan HB II berupa tempat menyepi dan pemandian dari mata air.

Ketua tim penyusun buku Dr. Ananta Hari Noorsasetya yang sekaligus keluarga trah Sri Sultan HB II menjelaskan bahwa pengusulan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional telah diupayakan sejak 2016 oleh Mein Sugandhi, Leginingsih.

Berlatar Desa Pagerejo Ia menjelaskan banyak jasa Sultan HB II dalam membela bangsa Indonesia dulunya, sehingga patut menjadi tokoh inspirasi bagi bangsa Indonesia. Banyak peninggalan yang masih dilestarikan seperti di Yogyakarta hingga berupa bangunan dan seni arsitektur dengan corak khas yang masih banyak digunakan. Secara garis besar perjalanan dan perjuangan Sri Sultan HB II telah tertulis dalam buku Sultan Hamengku Buwono II Pahlawan Lentera Nusantara.

“Masa-masa heroisme Sri Sultan Hamengkubuwono II itu jadi inspirasi bangsa Indonesia. Betapa hebatnya beliau di jamannya untuk memerangi penjajahan di negeri ini,” jelas Ananta.

Menyambut pendaftaran dan pengusulan, Sekretaris Dinas sosial PMD Kabupaten Wonosobo Eko Prasetyo mengatakan, usai menerima dokumen persyaratan pendaftaran pengusulan pahlawan nasional Sri Sultan HB II pihaknya akan mengecek kelengkapan dokumen.

“Kelengkapan dokumen yang diajukan nanti akan ke Dinsos provinsi. Setelah itu masih ada tahapan lagi,” tandasnya. (*)

LEAVE A REPLY