PANGKALPINANG, SEDULANG — Komentar tegas disuarakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Belitung (Babel), Mansah soal angka inflasi Babel ditetapkan sebagai yang terendah se-Indonesia, pada Juni 2024 lalu. Inflasi Babel tercatat 1,8 persen, bahkan di bawah target nasional 2,5 persen.
Menurutnya, rendahnya inflasi tidak sekadar sebuah prestasi, tetapi justru menjadi sebuah anomali di tengah rendahnya daya beli masyarakat. Hal ini, katanya, justru harus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel untuk dicarikan solusinya. Bahkan kondisi ini sudah nyata terlihat hingga di tingkat kabupaten/kota.
“”Hal yang paling bisa kita rasakan di pasar-pasar tradisional, sangat kelihatan daya beli masyarakat kita sangat rendah. Ini artinya perputaran uang tidak terjadi di tengah masyarakat, bahkan sudah masuk ke kondisi deflasi,” ujar Mansah dikutip dari Bangkapos, Kamis (11/7/2024).
Salah satu yang patut dipikirkan yakni ketersediaan lapangan pekerjaan. Sebab, kurangnya daya beli diakibatkan oleh tidak adanya penghasilan yang diterima oleh masyarakat, sehingga menimbulkan efek domino di sektor ekonomi. Efek paling terasa menurunkan perekonomian Babel dikarenakan adanya penindakan terhadap praktik pertambangan.
“Pendapatan masyarakat secara umum mengalami penurunan. Ketika terjadi penertiban ini, otomatis berpengaruh secara luas di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga mengimbau kepada ASN di Babel tidak membelanjakan uangnya ke luar. Jika hal ini terus-menerus terjadi justru akan mengakibatkan tidak adanya perputaran uang. Ia mencontohkan kasus tersebut terjadi di Bangka Barat (Babar) ketika banyak ASN yang berbelanja ke daerah tetangga.
“Bahkan, lebih parah lagi kalau sampai belanja bahan pokok di luar dibawa ke Babel, hanya sebagai bekal saja selama bekerja. Sedangkan uangnya didapatkan dari Babel, tetapi beredarnya di luar,” ucapnya.
Selanjutnya, ia mengingatkan pemerintah untuk dapat membuka lapangan usaha. Banyak potensi di Babel yang dapat dikelola menjadi sebuah pendapatan, tinggal ada tidaknya peluang dan pasar terhadap potensi tersebut. Terakhir, Mansah berharap pemerintah menurunkan suku bunga perbankan.
“Kredit usaha rakyat harus dipermudah mekanismenya. Kalau sekarang saya lihat masih kesulitan untuk mengakses persoalan dari perbankan, sehingga banyak yang beralih ke pinjaman online yang sangat memberatkan,” pungkasnya. (*)