DAN itu adalah pemikiran ‘tak biasa’ seorang Erzaldi Rosman yang menghantarkan ia mendapat plakat Anugerah Ganesa Wirya Jasa Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Karena menurut ITB, Gubernur Bangka Belitung periode 2017-2022 itu secara keilmuan dan kepedulian, berperan besar dalam pengembangan dan kemajuan dunia pendidikan di Bangka Belitung. Erzaldi menginisiasi kerja sama dengan KK Fisika Nuklir dalam penelitian terkait sumber daya energi berbasis nuklir (thorium).
Nah, babelinsight.id berkesempatan berbincang dengan Erzaldi Rosman, Senin (11/7/22) dan mengulik lebih jauh bagaimana pemikiran-pemikiran pria jebolan Harvard University John F. Kennedy School of Government (USA) ini tentang thorium.
“Secara kemanfaatan energi perbandingannya sebagai berikut. Bahwa 1 ton thorium sama dengan 250 ton uranium, yang sama nilai energinya dengan 3.500,0 juta ton (tiga juta lima ratus ribu juta) ton batubara,” katanya.
Data itu diyakini kebenarannya karena merupakan rilis data jurnalisme di Economic World Forum PBB. Dengan kekuatan sebesar itu, thorium mampu menghasilkan 35 GG watt listrik, atau 35 Tera watt listrik.
Selain lebih bersih, lebih murah, efek yang paling ‘menakutkan’ lagi adalah Indonesia akan menjadi sentrum energi dunia.
Apalagi lanjutnya, dunia tahu persis bahwa Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alamnya, bahkan tak mampu Singapura, India, Tiongkok, Jepang, Korea maupun Australia menandingi kekuatan aset alam Indonesia.
Indonesia punya ribuan kali nilai aset sumber alamnya di atas negara-negara tersebut, ditambah lagi lokasi yang strategis untuk distribusi barang dengan menggunakan maritime line.
“Indonesia berada di antara-antara negara-negara produsen besar,” sebutnya.
Berdasarkan pemikiran-pemikirannya itu, wajar saat menjabat Gubernur Babel, Erzaldi Rosman membuat kebijakan-kebijakan yang pro kemajuan daerahnya seperti mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT).
Hal ini guna meningkatkan ketersediaan energi ramah lingkungan dan daya saing di tingkat nasional dan internasional.
“Kita ingin pembangunan PLTT ini diawali di Babel, karena memiliki ketersediaan thorium yang berlimpah,” kata Erzaldi Rosman saat membuka diskusi kajian penerimaan masyarakat terhadap pengembangan PLTT di Pangkalpinang, seperti yang kami kutip dari republika.co.id.
Dan Institut Teknologi Bandung menilai apa yang dilakukan Erzaldi Rosman dianggap berperan besar dalam pengembangan dan kemajuan pendidikan di Bangka Belitung, terkhusus, peduli dan mengerti penelitian terkait sumber daya energi berbasis nuklir (thorium). Karena dengan memanfaatkan thorium yang ada, maka bukan tidak mungkin Indonesia mampu menjadi ‘penjaga’ sumber energi dunia.